Pages

Laman

Rabu, 12 November 2014

Whistle blowing, Creative& Fraud Accounting?

Apa yang dimaksud dengan Whistle Blowing ?

Whistle Blowing adalah tindakan seorang pekerja yang memutuskan untuk melapor kepada media, kekuasaan internal atau eksternal tentang hal - hal ilegal dan tidak etis yang terjadi di lingkungan kerja. 
Whistle Blowing biasanya dipandang sebagai perilaku menyimpang. Para atasan menganggapnya sebagai tindakan yang merusak yang kadang berupa langkah pembalasan dendam yang nyata (Near & Miceli, 1986). Para atasan berpendapat bahwa pada saat tindakan yang tidak etis terungkap, maka mereka harus berhadapan dengan pihak intern mereka sendiri. Penelitian Near & Miceli mengungkapkan bahwa whistle blower lebih memilih melakukan aksi balas dendam apabila mereka tidak mendapat dukungan yang mereka inginkan dari atasannya, insiden yang terjadi tergolong serius, dan menggunakan sarana eksternal untuk melaporkan kesalahan yang ada.

Alasan mengapa Whistle Blowing bisa terjadi?

Perilaku whistle blowing berkembang atas beberapa alasan, yaitu :
  1. Pertama, pergerakan dalam perekonomian yang berhubungan dengan peningkatan kualitas pendidikan, keahlian, dan kepedualian sosial dari para pekerja. 
  2. Kedua, keadaan ekonomi sekarang telah memberi informasi yang intensif dan menjadi penggerak informasi. 
  3. Ketiga, akses informasi dan kemudahan berpublikasi menuntun whistle blowing sebagai fenomena yang tidak bisa dicegah atas pergeseran perekonomian ini (Rothschild & Miethe, 1999).

Apa yang dimaksud dengan Creative Accounting ?
Creative Accounting adalah semua proses dimana beberapa pihak menggunakan kemampuan pemahaman pengetahuan akuntansi (termasuk di dalamnya standar, teknik, dll) dan menggunakannya untuk memanipulasi pelaporan keuangan (Amat, Blake dan Dowd, 1999). Pihak-pihak yang terlibat di dalam proses creative accounting, seperti manajer, akuntan (sepengetahuan saya jarang sekali ditemukan kasus yang melibatkan akuntan dalam proses creative accounting karena profesi ini terikat dengan aturan-aturan profesi), pemerintah, asosiasi industri, dll.

Apa yang dimaksud dengan Fraud Accounting ?
Menurut Alison (2006) dalam artikel yang berjudul Fraud Auditing mendefinisikan kecurangan (Fraud) sebagai bentuk penipuan yang disengaja dilakukan yang menimbulkan kerugian tanpa disadari oleh pihak yang dirugikan tersebut dan memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan. Kecurangan umumnya terjadi karena adanya tekanan untuk melakukan penyelewengan atau dorongan untuk memanfaatkan kesempatan yang ada dan adanya pembenaran (diterima secara umum) terhadap tindakan tersebut.

Contoh kasus Fraud Accounting ?
Kasus  Fraud PT. KIMIA FARMA
PT Kimia Farma merupakan salah satu dari produsen obat-obatan milik pemerintah yang ada di Indonesia. Pada audit tanggal 31 Desember 2001, manajemen Kimia Farma melaporkan adanya laba bersih yaitu sebesar Rp 132 milyar, dan laporan tersebut di audit oleh Hans Tuanakotta & Mustofa(HTM).
Namun, Kementrian BUMN dan BAPEPAM menilai bahwa laba bersih tersebut terlalu besar dan mengandung unsur rekayasa. Setelah dilakukan audit ulang, pada 3 Oktober 2002 laporan keuangan Kimia Farma 2001 disajikan kembali dan hasilnya telah ditemukan kesalahan yang cukup mendasar.
Pada laporan keuangan yang baru, keuntungan yang disajikan hanya sebesar Rp 99,56 miliar, atau lebih rendah sebesar Rp 32,6 milyar, atau 24,7% dari laba awal yang telah dilaporkan. Kesalahan itu timbul pada unit Industri Bahan Baku yaitu kesalahan berupa overstated penjualan sebesar Rp 2,7 miliar, pada unit Logistik Sentral berupa overstated persediaan barang sebesar Rp 23,9 miliar, pada unit Pedagang Besar Farmasi berupa overstated persediaan sebesar Rp 8,1 miliar dan overstated penjualan sebesar Rp 10,7 miliar. Diduga upaya penggelembungan dana yang dilakukan oleh pihak direksi Kimia Farma, dilakukan untuk menarik para investor untuk menanamkan modalnya kepada PT. Kimia Farma.
Kesalahan penyajian yang berkaitan dengan persediaan timbul karena nilai yang ada dalam daftar harga persediaan digelembungkan. PT Kimia Farma, melalui direktur produksinya, menerbitkan dua buah daftar harga persediaan pada tanggal 1 dan 3 Februari2002. Daftar harga per 3 Februari ini telah digelembungkan nilainya dan dijadikan dasar penilaian persediaan pada unit distribusi Kimia Farma per 31 Desember 2001.
Sedangkan kesalahan penyajian berkaitan dengan penjualan adalah dengan dilakukannya pencatatan ganda atas penjualan. Pencatatan ganda tersebut dilakukan pada unit-unit yang tidak disampling oleh akuntan, sehingga tidak berhasil dideteksi. Berdasarkan penyelidikan Bapepam, disebutkan bahwa KAP yang mengaudit laporan keuangan PT Kimia Farma telah mengikuti standar audit yang berlaku, namun gagal mendeteksi kecurangan tersebut. Selain itu, KAP tersebut juga tidak terbukti membantu manajemen melakukan kecurangan tersebut.Sebagai akibat dari kejadiannya, ini maka PT Kimia Farma dikenakan denda sebesar Rp 500 juta, direksi lama PT Kimia Farma terkena denda Rp 1 miliar, serta partner HTM yang mengaudit Kimia Farma didenda sebesar 100 juta rupiah. Kesalahan yang dilakukan oleh partner HTM tersebut adalah bahwa ia tidak berhasil mengatasi risiko audit dalam mendeteksi adanya penggelembungan laba yang dilakukan PT Kimia Farma, walaupun ia telah menjalankan audit sesuai SPAP.


sumber :
http://yayaup.wordpress.com/2010/10/20/whistle-blowing/
http://dhaniq.wordpress.com/2007/02/07/accounting-fraud/

Sabtu, 18 Oktober 2014

Etika Profesi Akuntansi

Apa yang dimaksud Ethical Governance?

Etika Pemerintahan adalah sebuah ajaran untuk berprilaku yang baik dan benar sesuai dengan nilai -nilai keutamaan yangberhubungan dengan hakikat manusia. Dalam Ethical Governance (Etika Pemerintahan) terdapat juga masalah kesusilaan dan kesopanan ini dalam aparat, aparatur, struktur dan lembaganya. Kesusilaan adalah peraturan hidup yang berasal dari suara hati manusia. Suara hati manusia menentukan perbuatan mana yang baik dan mana yang buruk, tergantung pada kepribadian atau jati diri masing-masing. Manusia berbuat baik atau berbuat buruk karena bisikan suara hatinya (consience of man).
Nilai - nilai keutamaan yang dikembangkan dalam etika pemerintahan adalah :
  • Penghormatan terhadap HAM 
  • Kejujuran kepada diri sendiri dan orang lain 
  • Keadilan dan kepantasan terhadap orang lain 
  • Kekuatan moralitas, ketabahan serta berani karena benar terhadap godaan 
  • Kesederhanaan dan pengendalian diri 
  • Nilai agama dan sosial budaya 
Etika pemerintahan dibutuhkan dalam penyelenggaraan Good Governance Pengertian GCG menurut Bank Dunia (World Bank) adalah kumpulan hukum, peraturan, dan kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi yang dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan bekerja secara efisien, menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan. Lembaga Corporate Governance di Malaysia yaitu Finance Committee on Corporate Governance (FCCG) mendifinisikan corporate governance sebagai proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan dan mengelola bisnis dan aktivitas perusahaan ke arah peningkatan pertumbuhan bisnis dan akuntabilitas perusahaan.

Jelaskan tentang perilaku etika dalam etika profesi akuntansi ?


Perilaku etika merupakan fondasi peradaban modern. Etika mengacu pada suatu sistem atau kode perilaku berdasarkan kewajiban moral yang menunjukkan bagaimana seorang individu harus berperilaku dalam masyarakat. Profesionalisme didefinisikan secara luas mengacu pada perilaku, tujuan dan kualitas yang membentuk karakter atau ciri suatu profesi atau orang-orang profesional. Seluruh profesi menyusun aturan atau kode perilaku yang mendefinisikan perilaku etika bagi anggota profesi tersebut.

Profesi akuntan publik menghasilkan berbagai jasa bagi masyarakat, yaitu:
  • Jasa Assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan mutu informasi bagi pengambil keputusan
  • Jasa Nonassurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang didalamnya tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringakasan temuan, atau bentuk lain keyakinan.
  • Jasa Atestasi adalah suatu pernyataan pendapat, pertimbangan orang yang Independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai dalam semua hal yang material, dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya. Kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa akuntan publik akan menjadi lebih tinggi, jika profesi tersebut menerapkan standar mutu tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan profesional yang dilakukan oleh anggota profesinya. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik merupakan etika profesional bagi akuntan yang berpraktik sebagai akuntan publik Indonesia. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik bersumber dari Prinsip Etika yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia

Jelaskan Kode Etik Profesi Akuntansi !

Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat harus memiliki kode etik yang merupakan seperangkat moral – moral dan mengatur tentang etika profesional. Pihak – pihak yang berkepentingan dalam etika profesi adalah akuntan publik, penyedia informasi akuntansi dan mahasiswa akuntansi. Di dalam kode etik terdapat muatn –muatan etika yang pada dasarnya untuk melindungi kepentingan masyarakat yang menggunakan jasa profesi. Terdapat dua sasaran pokok dalam dua kode etik yaitu :
  • Kode etik bermaksud melindungi masyarakat dari kemungkinan dirugikan oleh kelalaian baik secara disengaja maupun tidak disengaja oleh kaum profesional.
  • Kode etik bertujuan melindungi keseluruhan profesi tersebut dari perilaku – perilaku buruk rang tertentu mengaku dirinya profesional.
Kode etik akuntan merupakan norma dan perilaku yang mengatur hubungan antara auditor dengan para klien, antara auditor dengan sejawatnya dan antara profesi dengan masyarakat. Kode etik akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktek sebagai auditor, bekerja di lingkungan usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan. Etika profesional bagi praktek auditor di Indonesia dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia. Prinsip perilaku profesional seorang akuntan, yang tidak secara khusus dirumuskan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia tetapi dapat dianggap menjiwai kode perilaku IAI, berkaitan dengan karakteristik tertentu yang harus dipenuhi oleh seorang akuntan.

Kode etik adalah sistem norma, nilai atau aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dana apa yang tidak benara dan tidak baik bagi profesional. kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau sala, perbutaan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasanya sebaik – baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profeional.

Etika profesional dikeluarkan poleh organisasi profesi untuk mengatur perilaku anggotanya dalam menjalankan praktik profesinya bagi masyarakat. Dalam kongresnya tahun 1973, IAI untuk pertama kalianya menetapkan Kode Etik bagi profesi Akuntan di Indonesia.
  • Kode etik IAI dibagi menjadi 3 abgian, yaitu :
    • Prinsip etika akuntan 
    • Aturan etika akuntan
    • Interpretasi aturan etika akuntan
  • Kode Etik IAI dirumuskan oleh Badan yang khusus dibentuk untuk tujuan tersebut oleh Dewan Pengurus Nasional.
  • Kode Etik IAI mengikat seluruh anggota IAI. 
Jelaskan Etika dalam Auditing !

1. Kepercayaan Publik 

Etika dalam auditing adalah suatu prinsip untuk melakukan proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi untuk menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan kriteria-kriteria yang dimaksud yang dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen. 

Profesi akuntan memegang peranan yang penting dimasyarakat, sehingga menimbulkan ketergantungan dalam hal tanggung-jawab akuntan terhadap kepentingan publik. Kepentingan Publik merupakan kepentingan masyarkat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan. Ketergantungan ini menyebabkan sikap dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara. 

2. Tanggung Jawab Auditor kepada Publik 

Profesi akuntan di dalam masyarakat memiliki peranan yang sangat penting dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib dengan menilai kewajaran dari laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan. Ketergantungan antara akuntan dengan publik menimbulkan tanggung jawab akuntan terhadap kepentingan publik. Dalam kode etik diungkapkan, akuntan tidak hanya memiliki tanggung jawab terhadap klien yang membayarnya saja, akan tetapi memiliki tanggung jawab juga terhadap publik. Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani secara keseluruhan. Publik akan mengharapkan akuntan untuk memenuhi tanggung jawabnya dengan integritas, obyektifitas, keseksamaan profesionalisme, dan kepentingan untuk melayani publik. Para akuntan diharapkan memberikan jasa yang berkualitas, mengenakan jasa imbalan yang pantas, serta menawarkan berbagai jasa dengan tingkat profesionalisme yang tinggi. Atas kepercayaan publik yang diberikan inilah seorang akuntan harus secara terus-menerus menunjukkan dedikasinya untuk mencapai profesionalisme yang tinggi. 

Justice Buger mengungkapkan bahwa akuntan publik yang independen dalam memberikan laporan penilaian mengenai laporan keuangan perusahaan memandang bahwa tanggung jawab kepada publik itu melampaui hubungan antara auditor dengan kliennya. 

Ketika auditor menerima penugasan audit terhadap sebuah perusahaan, hal ini membuat konsequensi terhadap auditor untuk bertanggung jawab kepada publik. Penugasan untuk melaporkan kepada publik mengenai kewajaran dalam gambaran laporan keuangan dan pengoperasian perusahaan untuk waktu tertentu memberikan ”fiduciary responsibility” kepada auditor untuk melindungi kepentingan publik dan sikap independen dari klien yang digunakan sebagai dasar dalam menjaga kepercayaan dari publik. 

3. Tanggung Jawab Dasar Auditor 

The Auditing Practice Committee, yang merupakan cikal bakal dari Auditing Practices Board, ditahun 1980, memberikan ringkasan (summary) tanggung jawab auditor: 
  • Perencanaan. Pengendalian dan Pencatatan. Auditor perlu merencanakan, mengendalikan dan mencatat pekerjannya. 
  • Sistem Akuntansi. Auditor harus mengetahui dengan pasti sistem pencatatan dan pemrosesan transaksi dan menilai kecukupannya sebagai dasar penyusunan laporan keuangan. 
  • Bukti Audit. Auditor akan memperoleh bukti audit yang relevan dan reliable untuk memberikan kesimpulan rasional. 
  • Pengendalian Intern. Bila auditor berharap untuk menempatkan kepercayaan pada pengendalian internal, hendaknya memastikan dan mengevaluasi pengendalian itu dan melakukan compliance test. 
  • Meninjau Ulang Laporan Keuangan yang Relevan. Auditor melaksanakan tinjau ulang laporan keuangan yang relevan seperlunya, dalam hubungannya dengan kesimpulan yang diambil berdasarkan bukti audit lain yang didapat, dan untuk memberi dasar rasional atas pendapat mengenai laporan keuangan. 
4. Independensi Auditor 

Independensi adalah keadaan bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain (Mulyadi dan Puradireja, 2002: 26). Dalam SPAP (IAI, 2001: 220.1) auditor diharuskan bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum (dibedakan di dalam hal ia berpraktik sebagai auditor intern). 

Terdapat tiga aspek independensi seorang auditor, yaitu sebagai berikut: 
  • Independence in fact (independensi dalam fakta). Artinya auditor harus mempunyai kejujuran yang tinggi, keterkaitan yang erat dengan objektivitas. 
  • Independence in appearance (independensi dalam penampilan). Artinya pandangan pihak lain terhadap diri auditor sehubungan dengan pelaksanaan audit. 
  • Independence in competence (independensi dari sudut keahliannya). Independensi dari sudut pandang keahlian terkait erat dengan kecakapan profesional auditor. 
5. Peraturan Pasar Modal dan Regulator mengenai Independensi Akuntan Publik 

Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya, atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pendapat. Baik dalam hal auditor menyatakan pendapat maupun menyatakan tidak memberikan pendapat, ia harus menyatakan apakah auditnya telah dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. 

Standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia mengharuskan auditor menyatakan apakah, menurut pendapatnya, laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan jika ada, menunjukkan adanya ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.

Sumber:





Selasa, 23 September 2014

ETIKA PROFESI AKUNTANSI

ETIKA

Etika adalah suatu cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. (sumber : Wikipedia)


Etika berkembang menjadi studi tentang manusia berdasarkan kesepakatan menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan. Selain itu, etika juga berkembang menjadi studi tentang kebenaran dan  ketidakbenaran berdasarkan kodrat manusia yang diwujudkan melalui kehendak manusia. (Sumaryono, 1995)


1. PRINSIP - PRINSIP ETIKA

  • Tanggung Jawab Profesi
Setiap anggota mempunyai tanggung jawab moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. Anggota juga harus bertanggung jawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat.

  • Kepentingan Publik
Setiap anggota melayani publik dengan cara menghormati dan menjaga kepercayaan publik. Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus harus memenuh tanggung jawab proesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.

  • Integritas
Integritas adalah suatu hal yang mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas mengharuskan seorang anggota untuk bersikap jujur. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan.

  • Objektivitas
Setiap anggota harus menjaga objektivitasnya, yang berarti suatu kualitas memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip objektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur, tidak berprasangka, serta bebas dari pengaruh pihak lain.

  •  Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus berhati - hati, kompetensi dan tekun, serta mempunyai kewajiban untuk memperthankan pengetahuan dan keterampilan profesional untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional.

  • Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan tugasnya dan tidak boleh mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.

  •  Perilaku Profesional
Setiap anggota harus bertanggung jawab atas reputasi dari profesionalitasnya masing - masing. Kewaiban tersebut harus dilakukan oleh anggota sebagai pertanggung jawabannya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.

  • Standar Teknis 
Setiap anggota harus melaksanakanjasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesionl yang relevan. Standar teknis dan standar profesional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) , International Federation of Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang - undangan yang relevan.
2. BASIS TEORI ETIKA

  • Etika Teleologi
Mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu. Dua aliran etika teleologi yaitu ; Egoisme Etis dimana inti pandangan ini adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar kepentingan pribadi dan kemajuan dirinya. Yang kedua adalah Utilitarianisme , berasal dari bahasa latin utilis "bermanfaat". Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baikjika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja dua orang melainkan masyarakat keseluruhan, "the greatest happinesssof the greatest number" ,kebahagiaan terbesar dari jumlah orang yang terbesar. 

  • Deontologi
Berasal dari kata Yunani 'deon' yang berarti kewajiban. Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan itu harus ditolak sebagai buruk, deontologi menjawab; karena perbuatan pertama menjadi kewajiban kita dan perbuatan kedua dilarang. Yang menjadi dasar baik buruknya adalah kewajiban.Pendekatan deontologi sudah diterima dalam konteks agama, sekarang merupakan salah satu teori etika yang terpenting.

  • Teori Hak
Teori ini adalah pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan .Teori Hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi karena berkaitan dengan kewajiban. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karenaitu sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis.
  • Teori Keutamaan
Memandang sikap atau akhlak seseorang. Tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati dan sebagainya. Keutamaan bisa didefinisikan sebagai berikut : disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara normal.
3. EGOISM

Merupakan suatu bentuk ketidak adilan kepada orang lain. inti daripandangan ini adalah mengejar kepentingan pribadi untuk memajukan dirinya sendiri. Hal seperti ini juga dapat dijadikan satu - satu tujuan dari tindakan moral setiap manusia. Egoism ini baru menjadi persoalan seriusketika seseorang cenderung menjadi hedoistis, yaitu ketika kebahagiaan dan kepentingan pribadi diterjemahkan semata -mata sebagaikenikmatan fisik.Fokus dari teori ini adalah One should always act in one's own best interest. Egoism tidakcocok dengan kegiatan manusia sebagai makhluksosial.Egoism tidak mampu memecahkan masalah ketika perselisihan muncul.

Langkah - langkah dalam menciptakan etika bisnis

Dalam menciptakan etika bisnis, Dalimunthe menganjurkan untuk memperhatikan beberapa hal,sbb:

1.Pengendalian Diri ;
artinya, pelaku - pelaku bisnis mampu mengendalikan diri mereka masing - masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun. Disamping itu pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang atau memakan pihak lain dengan menggunakan keuntungan tersebut. Walau keuntungan yang diperoleh merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaanya juga harus memperhatikan kondisi  masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis oyang "etik"

2. Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility);
pelaku bisnis disini dituntut untukperduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk "uang"dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab sosial bisa dalam bentuk kepedulian terhadap masyarakat di sekitarnya, terutama dalam pendidikan, kesehatan, pemberian latihan keterampilan dan lain - lain


Sumber:  
https://docs.google.com/document/d/1dphvBV-ZNOXhN38lWWiRQT7nRrD1Ii9tk0qy86zrpyM/edit?hl=in&pli=1
http://anastasiamonita.blogspot.com/2012/10/egoism.html
http://mariamagustina.blogspot.com/2013/10/gambaran-umum-etika.htmlv










Sabtu, 28 Juni 2014

PRESIDENTIAL ELECTION


Well, i realized  that i just one of millions people in indonesia who dont know more about politics and maybe i just looked them from the outside .

Whoever becomes the president of indonesia later, this is my blind opinion about the candidates...

-Prabowo Subianto-

       Honestly , i have never seen him on television before, but, i know that he has a  military career.. In my opinion, Prabowo has a strongly character as a leader. He has an authority, assertiveness, and bravery. The charismatic of Soekarno (our first president) is in him. And he said that “ 1 billion for 1 village every year!!” woow.. i dont know how its will be come true, but Millios people out there and of course me, we just have a “hope”.


-Joko Widodo-

       Here is ..  our second candidate Joko Widodo. As we know, Jokowi right now is the Governor of Jakarta. In my perspective, most of citizen wants Jokowi to be president. Why?? because i think Jokowi is the model of the people of Indonesia. Another that, he can prove that his program works to Jakarta in only 1 year. Yes, I’ve always wondered how Jokowi made a different ways to make Jakarta better.

Well, it will difficult to choose because all the candidates have a promising will to make a chance. But all this election brings us to our Nations goal, which is change, change, change! 

My English Skills Ability?



      Actually, every single word that had been written in this blog was represent my english skills. Of course it’s not as easy as writing in Bahasa. It takes courage to process words in english. But, i love that process as i love to practice english in my daily activity. For me, my english ability was bad, even it was too bad. 

     I'm so exitied to learn English, because I know English is the most important language in this world. Listening and writing skills are the most difficult things for me to learn, why? Because my weakness is in tenses and vocabullary which is very important to writing in english. Moreover, i hate it when i feel so difficult to understand the word pronounced by strangers. But, when i have to reading or just singing in english, i feel more conffident. At least, that could help me in practicing in english.

       However, i know that i do love english. Thats why i believe that one day I will be able to be master English language with a good writing, speaking correct, and hear exactly with every word spoken by stranger.

My goals after graduating from gunadarma university!!


       First of all, i would make the biggest changes on my behavior . I will be a better person after successfully graduating from my college. I just want to show my parents that I was not a little kid anymore.

      After Graduating from Gunadarma University, i will find a job as accountant  or an auditor in public accounting firm . I want to get a job in accordance with the field that I have wrestled in college. In addition, when I worked at a company I also want to be able to occupy positions in accordance with my ability and level of education.

      But, When I've got a career, I also want to be able to continue my education and choose another major to advance my knowlage and my skills. So, when I have a degree S2 then I also have experience in the world of work. After i got it all, the one and only thing which everybody wants is get married  ^_^

Jumat, 25 April 2014

The Origin Of The Name Of The City In Indonesia


Kota, Jakarta

 



The former (Town Hall) of Batavia, the seat and office of the Governor General of VOC. The building now serves as Jakarta History Museum (Museum Fatahillah).

Kota ( Kota Tua Jakarta), is a small area in Jakarta, Indonesia. It is also known as Old Jakarta, and Old Batavia .It spans 1.3 square kilometres of North Jakarta and West Jakarta (Kelurahan Pinangsia, Taman Sari and Kelurahan Roa Malaka, Tambora). Kota is Indonesian word for "city", it was the reminiscent of the vicinity during colonial times in 16th century that the city was only within Batavia walled compound (today Kota), while the surrounding areas was only kampung (villages), orchards, and ricefields. The largely Chinese downtown area of Glodok is a central part of Kota.

Dubbed "The Jewel of Asia" and "Queen of the East" in the 16th century by European sailors, Old Jakarta — or Batavia, as it was named by the Dutch — was once a center of commerce for the whole continent due to its strategic location and abundant resources.

A map of Batavia in 1740. The area of Batavia within the city walls and moat and the Sunda Kelapa harbor to the left (north) of the map make up Jakarta Old Town.

In 1526, Fatahillah, sent by Sultanate of Demak, invaded Hindu Pajajaran's port of Sunda Kelapa, after which he renamed it into Jayakarta. This town was only 15 hectare in size and had a typical Javanese harbour lay-out. In 1619 the VOC destroyed Jayakarta under the command of Jan Pieterszoon Coen. A year later the VOC built a new town named "Batavia" to honor Batavieren, the Dutch ancestors. This city was centered around the east bank of the Ciliwung river, around present day Fatahillah Square.

Inhabitants of Batavia are called "Batavianen", later known as "Betawi" people, the creole ethnic, the descendants of mixed various ethnicities that inhabited Batavia.

In 1635 the city expanded towards the west banks of Ciliwung, on the ruins of former Jayakarta. The city was designed in European Dutch style complete with a fortress (Kasteel Batavia), city wall, and canals. The city was arranged in several blocks separated by canals.[1] The city of Batavia was completed in 1650. It became the headquarters of the VOC in the East Indies. The canals were filled up due to outbreaks of tropical diseases within the city walls because of poor sanitation. The city began to expand further south as epidemics in 1835 and 1870 forced more and more people to move out of the cramped city, to the Weltevreden area (now the area surrounding Merdeka Square). The city later became the administrative center of the Dutch East Indies. In 1942 during the Japanese occupation, Batavia was renamed Jakarta, and still serves as the capital city of Indonesia.

In 1972, the Governor of Jakarta, Ali Sadikin, issued a decree that officially made the Jakarta Kota area into a heritage site. The governor's decision was necessary in order to preserve the city's architectural roots — or at least what was left of it.

Despite the Governor's Decree, the old town remains neglected. Even though the majority was pleased just by the issuing of the decree, not enough was being done to protect and conserve the legacy from the Dutch colonial era.




SURABAYA


 

Formerly, in the vast ocean frequent fights between Shark Sura with Crocodile. They fight over prey scramble. Both are equally strong, equally competent, equally smart, equally ferocious and equally greedy. Already many times they fight nobody ever wins or lose. Eventually they entered into the agreement. The deal is to divide the territory into two. Sura ruled supreme in the water and had to find their prey in the water, while crocodiles power on land and prey must be located on the mainland. As the boundary between land and water, is reached by sea water at low tide. The deal was approved by both.

With the division of the territory, it is no longer a fight between Sura and Crocodile. Both have agreed to respect each region. But one day, Sura Shark prey in the river. This is done in secret so as crocodiles do not know. At first it did not get caught. But one day Crocodile caught deeds this Shark Sura. Sure, just very angry crocodile sharks Sura broke his promise. Shark Sura who feel no guilt calm. "I violated the agreement? Was not this river watery . I've told you, that I was a ruler in water? Now, the river is right there is water, so it also includes regional power," Shark said Sura. "What? River right place on the ground, while the area of ​​your power in the sea, meaning the river is area of my power!" Crocodile insisted. "Can not. I did not tell you that the water was only sea water, but also the river" said Sharks Sura? "You deliberately asking for trouble, Sura?" "No, I think the reason is quite strong and I was on the part of the right!" Sura said. "You deliberately palming. I'm not as stupid as you think!" Crocodile said getting angry. "I do not care you stupid or clever, which importance of river water and sea water are my power!" Sura did not want to lose. Because no one wants to budge, then fierce battle between Sura and Crocodile Shark happen again.

 

The fight this time more fun and awesome. Jump and pounce on each other, biting and hitting each other. In an instant, the water around it becomes red by the blood from the wounds of the two animals. They continue to fight tooth and nail without a break. In this fierce battle, Crocodile Shark Sura got bites right at the base of its tail. Furthermore, its tail was forced to always bend to the left. While fish Sura also bitten her tail until almost severed, and Sura fish back into the ocean. Crocodiles have been satisfied to maintain the area.

 

The battle between fish shark called Sura and Crocodile is very memorable in the hearts of the people of Surabaya. Therefore, the name of Surabaya has always been linked to these events. From events is made that the symbol of Surabaya picture "sura fish and crocodiles".

 


 

SURAKARTA (SOLO)




Surakarta is also widely known by the name "Solo". "Surakarta" is used in formal and official contexts. The city has a similar name to the neighboring district of "Kartasura," where the previous capital of Mataram was located. The variant spelling "Soerakarta" reflects the Dutch orthography in use before the 1948 spelling reform.

Its ruling family lay claim to being the heirs to the Mataram dynasty. Like Yogyakarta, Solo has two royal palaces.

A series of wars and clashes between the Adipati (dukes) followed the death of the last Sultan of Demak Bintoro, the first Islamic kingdom in Java. One of these was Jaka Tingkir, son-in-law of the late sultan. After defeating the last opponent duke of Jipang-Panola, Jaka Tingkir, also known as Sultan Hadiwijaya, he claimed the throne and moved the capital to the city of Pajang, located about 8 miles from present-day Surakarta. His adopted son, Sutawijaya, formed a conspiracy and killed him with the help of an assassin. Then he ascended the throne and once again moved the capital to Mataram in the present-day province of Yogyakarta, and a new dynasty was founded

In May 1998, there was a large riot in Surakarta. It was initially triggered by rising oil prices, with an angry mob ransacking and setting many buildings on fire, particularly banks and official government buildings. But then the situation became uncontrolled as the mob also targeted shopping centers and other commercial buildings for destruction, before it finally turned into a racial riot as rioters targeted houses and business assets of the local Indonesian-Chinese, leading to widespread destruction in the region.

The batik of Solo (Surakarta) is known as among the older batik tradition in Java. The typical style of Solo batik is its sogan (dark yellow) color, in contrast with Yogyakarta batik has whitish background. The main production centers of traditional Solo batik is in Kauman area and Laweyan, and Pasar Klewer is the main batik market in the city.\

In popular culture of Indonesia, the term Putri Solo (Solo Princess) is a well known idiom to describe the extraordinary beauty and grace of the Surakarta ladies.

The Solo Batik Carnival held annually, is the event that showcased Surakarta as the center of Javanese batik art as well as the center of creative fashion industry based upon batik.

Surakarta is also famous for staging some international music festivals such as Kereta Kencana World Music Festival (formerly Solo International Ethnic Music Festival), Solo Keroncong Festival, and metal music festival Rock In Solo.


BANDUNG


The word " Bandung " is derived from the weir or dam because unstoppable Citarum River by lava of Mount Tangkuban Perahu and form a lake . Legend told by older people in Bandung say that the name " Bandung " is taken from a water vehicle which consists of two boats tied up alongside the boat called used by the Regent of Bandung Bandung , RA Wiranatakusumah II , to sail Ci Tarum in finding the seat of the new district to replace the old capital in Dayeuhkolot .

Bandung began to serve as a settlement area since the colonial Dutch East Indies government , through the Governor -General Herman Willem Daendels that time , issued a decree dated 25 September 1810 on the development of infrastructure for the region . Later this event immortalized as the anniversary of the city of Bandung .

Bandung officially recognized status gemeente ( city ) from the Governor -General JB van Heutsz on 1 April 1906 with an area of ​​approximately 900 ha at the time , and increased to 8,000 ha in 1949, until the last increase to the current area .

During the war of independence , on March 24, 1946 , most of the city burned by the freedom fighters as part of the war strategy of the time . This event known as the Bandung Ocean of Fire and immortalized in the song Halo - Halo Bandung . In addition the city is later abandoned by most of its inhabitants were evacuated to other areas .

On April 18, 1955 at the Merdeka Building formerly named " Concordia " ( Jl. Asia Africa , now ) , opposite the Savoy Homann Hotel , was held for the first time Asian - African Conference which then returned the Asia- Africa Summit 2005 was held in this city on 19 April-24 April , 2005.



 

 

BALI


            Bali was inhabited around 2000 BC by Austronesian people who migrated originally from Southeast Asia and Oceania through Maritime Southeast Asia.[7][8] Culturally and linguistically, the Balinese are thus closely related to the people of the Indonesian archipelago, Malaysia, the Philippines, and Oceania.[8] Stone tools dating from this time have been found near the village of Cekik in the island's west.[9][10]

In ancient Bali, nine Hindu sects existed, namely Pasupata, Bhairawa, Siwa Shidanta, Waisnawa, Bodha, Brahma, Resi, Sora and Ganapatya. Each sect revered a specific deity as its personal Godhead.[11]

Balinese culture was strongly influenced by Indian, Chinese, and particularly Hindu culture, beginning around the 1st century AD. The name Bali dwipa ("Bali island") has been discovered from various inscriptions, including the Blanjong pillar inscription written by Sri Kesari Warmadewa in 914 AD and mentioning "Walidwipa". It was during this time that the complex irrigation system subak was developed to grow rice. Some religious and cultural traditions still in existence today can be traced back to this period. The Hindu Majapahit Empire (1293–1520 AD) on eastern Java founded a Balinese colony in 1343. When the empire declined, there was an exodus of intellectuals, artists, priests, and musicians from Java to Bali in the 15th century.



At religious festivals on Bali the sculptures get dressed up and umbrellas are placed by the temples.

The first European contact with Bali is thought to have been made in 1585 when a Portuguese ship foundered off the Bukit Peninsula and left a few Portuguese in the service of Dewa Agung.[12] In 1597 the Dutch explorer Cornelis de Houtman arrived at Bali and, with the establishment of the Dutch East India Company in 1602, the stage was set for colonial control two and a half centuries later when Dutch control expanded across the Indonesian archipelago throughout the second half of the 19th century (see Dutch East Indies). Dutch political and economic control over Bali began in the 1840s on the island's north coast, when the Dutch pitted various distrustful Balinese realms against each other.[13] In the late 1890s, struggles between Balinese kingdoms in the island's south were exploited by the Dutch to increase their control.


The Dutch mounted large naval and ground assaults at the Sanur region in 1906 and were met by the thousands of members of the royal family and their followers who fought against the superior Dutch force in a suicidal puputan defensive assault rather than face the humiliation of surrender. Despite Dutch demands for surrender, an estimated 200 Balinese marched to their death against the invaders. In the Dutch intervention in Bali, a similar massacre occurred in the face of a Dutch assault in Klungkung. Afterwards the Dutch governors were able to exercise administrative control over the island, but local control over religion and culture generally remained intact. Dutch rule over Bali came later and was never as well established as in other parts of Indonesia such as Java and Maluku.

In the 1930s, anthropologists Margaret Mead and Gregory Bateson, and artists Miguel Covarrubias and Walter Spies, and musicologist Colin McPhee created a western image of Bali as "an enchanted land of aesthetes at peace with themselves and nature", and western tourism first developed on the island.



Balinese dancers show for tourists, in Ubud.

Imperial Japan occupied Bali during World War II. Bali Island was not originally a target in their Netherlands East Indies Campaign, but as the airfields on Borneo were inoperative due to heavy rains the Imperial Japanese Army decided to occupy Bali, which did not suffer from comparable weather. The island had no regular Royal Netherlands East Indies Army (KNIL) troops. There was only a Native Auxiliary Corps Prajoda (Korps Prajoda) consisting of about 600 native soldiers and several Dutch KNIL officers under command of KNIL Lieutenant Colonel W.P. Roodenburg. On 19 February 1942 the Japanese forces landed near the town of Senoer . The island was quickly captured.


The 1963 eruption of Mount Agung killed thousands, created economic havoc and forced many displaced Balinese to be transmigrated to other parts of Indonesia. Mirroring the widening of social divisions across Indonesia in the 1950s and early 1960s, Bali saw conflict between supporters of the traditional caste system, and those rejecting these traditional values. Politically, the opposition was represented by supporters of the Indonesian Communist Party (PKI) and the Indonesian Nationalist Party (PNI), with tensions and ill-feeling further increased by the PKI's land reform programs. An attempted coup in Jakarta was put down by forces led by General Suharto. The army became the dominant power as it instigated a violent anti-communist purge, in which the army blamed the PKI for the coup. Most estimates suggest that at least 500,000 people were killed across Indonesia, with an estimated 80,000 killed in Bali, equivalent to 5% of the island's population. With no Islamic forces involved as in Java and Sumatra, upper-caste PNI landlords led the extermination of PKI members.
As a result of the 1965/66 upheavals, Suharto was able to manoeuvre Sukarno out of the presidency, and his "New Order" government reestablished relations with western countries. The pre-War Bali as "paradise" was revived in a modern form, and the resulting large growth in tourism has led to a dramatic increase in Balinese standards of living and significant foreign exchange earned for the country. A bombing in 2002 by militant Islamists in the tourist area of Kuta killed 202 people, mostly foreigners. This attack, and another in 2005, severely affected tourism, bringing much economic hardship to the island.