Pages

Laman

Minggu, 05 Januari 2014

cerpen ..

Cermin sahabat..

Berjalan lah bersama – sama karna engkau bersahabat, tapi bukan berarti engkau terus berdiri dibelakang bayangan mereka, terkadang engkau harus melangkah lebih jauh ke arah yang berbeda . Maka ketika suatu saaat engkau tersesat,engkau dapat menengok ke arah belakang , bahwa selalu ada mereka yang setia menunggumu kembali,jika arah yang kau teempuh itu ternyata salah…

Masa SMA adalah waktu yang sangat dekat dengan pergaulan,ketenaran dan kebebasan untuk berekspresi. Hal ini dirasakan oleh 4 cewek yang terbuang dan harus duduk di tengah-tengah siswa siswi berprestasi tapi terkenal dengan sosialisasiya yang buruk, tertutup dan hanya fokus dengan belajar dan bersaing untuk mendapat nilai tertinggi di semua mata pelajaran.

Karina, entah salah asuhan atau salah makan, tapi cewek batak ini terlahir manja, cengeng,sering banget pacaran dan paling banyak makan tapi badannya kaya gak ngalamin pertumbuhan. Beda lagi sama Anez, yang repot banget ngurusin badannya, rela beli obat pelangsing sampe sakit perut padahal badannya sudah sangat ideal. Tomboy, iseng dan tukang makan. Beda banget sama Ratna, cewek asal ciamis yang kalem banget dan sekali ngibasin rambutnya sepuluh cowok bisa tergila gila. Ratna ini paling rajin,paling netral dan gak neko-neko tapi  banyak banget yang naksir dia. Tempat curhatnya si  Shirin yang hobi banget galau masalah percintaan padahal kehidupan keluarganya paling bener diantara semuanya. Si Shirin ini cewek paling random, males ,gak mau ribet, dan lebih mirip cacing kepanasan. Tapi dia anak yang paling seneng bergaul, dan seneng berorganisasi. Mereka berempat cewek yang gak sengaja duduk satu meja merasa senasip karena terdampar diruang kelas yang kaku, dan bersatu untuk memulai kehebohan dan ketenaran.

Tak terasa 3 tahun sudah mereka menjalin persahabatan. Semua hal mereka lakukan bersama – sama. Belajar bareng, pacaran bareng, berorganisasi bareng, sampe cabut sekolah juga bareng bareng. Yaa… mereka sebenarnya cewek- cewek pintar dan rajin. Namun kejenuhan belajar membuat mereka selalu ingin berekspresi dan melakukan hal hal baru. Susah seneng mereka jalanin sama- sama. Mereka semakin hafal dengan waak dan karakter satu sama lain.  Sampai tiba waktu kelulusan, mereka pun galau bareng- bareng untuk menentukan masa depan..

“trus jadinya lo pada mau ngambil kuliah apaan? Kita nih anak IPA woy, pilihannye berat, kalo engga dokter, kimia, biologi, dan apalah itu semua gue gak ngerti ya. Harusnya gue jadi anak bahasa dan kuliah jurusan komunikasi.huff bangettttt!” grutu Shirin.
“kalo gue sama ratna sih udah fiks banget mau ngambil bidan rin… nah tinggal si Anez nih entah mau kemana” jawab karina
“aahhh..gue masih bingung… harus banget ya kuliah? Kenapa gak SMA terus aja?!” jawab anes dengan wajah melasnya
“nez.. hidup kita tuh gak boleh gini gini aja.. emang lo gak mau sukses? Emang lo gak mau bahagiain orang tua lo..? ayo dong kita harus semangat,, apapun jalan yang kita ambil, asalkan niat dan usaha, pasti kita bisa sukses”ujar ratna.

Seiring berjalannya waktu mereka pun telah menetapkan pilihan mereka masing- masing. Shirin mengikuti jejak kakaknya kuliah di jurusan akuntansi. Tradisi mengikuti jejak sang kakak sudah digelutinya mulai dari sekolah di SMP yang sama, SMA yang sama, tapi untuk kuliah  shirin memilih kampus nya sendiri. Ratna, karina, dan anez ternyata kuliaah di kampus yang berbeda namun di bidang yang sama,kebidanan. Dan kesibukkan mereka masing- masing secara tidak langsung merenggangkan intensitas pertemuan mereka. Ratna, shirin masih sering bertemu karna jarak rumah mereka yang tidak berjauhan. Karina hanya terdengar kabarnya yang sering berganti pacar namun susah untuk bertemu. Dan Anez, dia paling sulit dihubungi dan entah kenapa menjadi tertutup dan hilang tak ada kabar.

Hingga suatu hari telefon gengam shirin berbunyi, dan dilihatnya telefon dari Ratna. rona bahagia langsung terpancar di wajah shirin karna telefon dari sahabatnya itu.

“nanaaaaaaaaaaaaaaa….kangen gila gue sama looooo….ada apaan nih malem –malem telfon ,jangan bilang lo kangen juga sama gue? Haha” shirin mengangkat telfon dengan semangat.

Namun, nada semangat shirin tak disambut baik, yang terdengar justru adalah isak tangis sahabatnya itu..

“nana…. Lo kenapa?? Ada masalah? Lo putus ya sama rifky?atau bokap lo sakit?atau ujian lo gak lulus atau…..” belum selesai shirin dengan semua pertanyaannya ,shirin terdiam mendengar jawaban ratna..
“anez hamil rin……………………..”ratna tak bisa menahan emosi jiwanya dan terus menangis.

Shirin terdiam, air matanya mengalir deras, ia terduduk lemas dilantai kamar. Setelah tangisnya mereda, shirin melanjutkan pembiicaraan dengan ratna. mereka berdua  hanya saling bertanya tanya. Mereka tidak percaya temannya yang tomboy dan terlihat sangat menjaga dirinya dari seorang pria, bisa mengalami masalah sepahit ini. Mereka teringat karina, dia yang selama ini selalu mereka ingatkan dalam hal pacaran. Tapi ternyata justru teman mereka yang lain yang terjerumus. Kesal, marah, kecewa,sedih, mereka  menyesali diri mereka. Mereka terus menangisi kegagalan dalam menjaga satu sama lain.

Sejak hari itu, ratna , karina, dan shirin, sering berkumpul dan berusaha menemui anez sahabatnya. Karina yang selama ini sangat dekat dengan anes justru terlihat lebih tegar. mereka bersama-sama menghampiri rumah Anes dan hanya bertemu dengan ibundanya.

Karina menghampiri ibunda anes, memeluknya,menghapus air matanya, dan membujuknya untuk menceritakan kejadiaannnya dari awal.

“anes pergi dari rumah.. dan mengaku tengah hamil dengan pacarnya,ibu gak ngerti bagaimana anes bisa seperti ini, padahal anes selama ini tinggal di asrama dari tempat kuliahnya, tapi ibu sudah bertemu dan membujuknya untuk pulang, ibu harus menikahkan mereka.. tolong temani anes, dia sangat terpukul dan tidak ingin bicara, tolong ibu….” Keluh sang ibunda anes sambil tak henti menyeka air matanya.

Setelah beberapa kali karina, shirin dan ratna mencoba bertemu , akhirnya anes mau juga untuk ditmui oleh sahabat-sahabatnya itu.  Saat bertemu, mereka membuat suasana seakan tidak terjadi apa- apa. Mereka tertawa, bercanda dan mengulang cerita cerita SMA yang membuat mereka larut dalam suasana seperti dulu.
Ya..wajah mereka memang tersenyum, tapi hati mereka teriris melihat temannya kini tidak sendiri, ada bayi mungil tak berdosa yang sedang dikandung. Satu persatu mereka bergantian keluar kamar tak tahan menahan tangis, tak tahan melihat anes yang hanya berusaha tersenyum untuk  mereka. padahal mereka sangat tahu bahwa anes sangat malu, ia sedih dan juga pasti kecewa dengan dirinya sendiri.

Pertemuan mereka pun semakin intensif. Berkat sahabat sahabat nya itu, anes bisa meraih semangat hidupnya kembali. Dia tidak lagi merasa sendirian dan terpukul. Sampai pada saat hari dimana mereka mendapat kabar bahwa anes telah melahirkan bayi laki – laki..

“anesss…selamet yaaa… anaklo sehat tanpa kurang suatu apapun….” Peluk ratna kepada sahabat yang disayanginya itu.
“anes…jangan lagi lo berjalan sendirian, lo harus inget bahwa selalu ada kita..tempat lo untuk cerita dan berkeluh kesah…kita gak akan ninggalin lo apapun keadaan lo nes.. kita semua mau lo bangkit dan belajar dari pengalaman pahit lo ini , lo harus kuat kayak anes yang dulu… lo akan jadi ibu yang hebat untuk anak anak lo… kita semua saying sama lo nes…” ucap shirin yang selalu berusaha bijaksana disetiap situasi dan kondisi sulit yang mereka alami.

Anes tersenyum dan menangis haru, memeluk sahabatnya yang begitu luar biasa mendukungnya… di tengah tengah orang lain yang sibuk mencibirnya, anes tetap kuat karna keberadaan mereka para sahabat yang selalu ada.. dikala senang maupun duka…..

Karena jika engkau memiliki sahabat, pasti engkau tersenyum membacanya, teringat sahabat-sahabatmu diluar sana, yang juga siap menuggumu untuk kembali dan memeluk mereka disaat engkau jatuh dan kehilangan arah..,mereka ...sahabat..akan tetap selalu ada.sampai kapan pun juga... :))

*selesai*