Berjalan lah bersama – sama
karna engkau bersahabat, tapi bukan berarti engkau terus berdiri dibelakang
bayangan mereka, terkadang engkau harus melangkah lebih jauh ke arah yang
berbeda . Maka ketika suatu saaat engkau tersesat,engkau dapat menengok ke arah
belakang , bahwa selalu ada mereka yang setia menunggumu kembali,jika arah yang
kau teempuh itu ternyata salah…
Masa SMA adalah waktu yang sangat
dekat dengan pergaulan,ketenaran dan kebebasan untuk berekspresi. Hal ini
dirasakan oleh 4 cewek yang terbuang dan harus duduk di tengah-tengah siswa
siswi berprestasi tapi terkenal dengan sosialisasiya yang buruk, tertutup dan
hanya fokus dengan belajar dan bersaing untuk mendapat nilai tertinggi di semua
mata pelajaran.
Karina, entah salah asuhan atau
salah makan, tapi cewek batak ini terlahir manja, cengeng,sering banget pacaran
dan paling banyak makan tapi badannya kaya gak ngalamin pertumbuhan. Beda lagi
sama Anez, yang repot banget ngurusin badannya, rela beli obat pelangsing sampe
sakit perut padahal badannya sudah sangat ideal. Tomboy, iseng dan tukang
makan. Beda banget sama Ratna, cewek asal ciamis yang kalem banget dan sekali
ngibasin rambutnya sepuluh cowok bisa tergila gila. Ratna ini paling
rajin,paling netral dan gak neko-neko tapi
banyak banget yang naksir dia. Tempat curhatnya si Shirin yang hobi banget galau masalah
percintaan padahal kehidupan keluarganya paling bener diantara semuanya. Si
Shirin ini cewek paling random, males ,gak mau ribet, dan lebih mirip cacing
kepanasan. Tapi dia anak yang paling seneng bergaul, dan seneng berorganisasi.
Mereka berempat cewek yang gak sengaja duduk satu meja merasa senasip karena
terdampar diruang kelas yang kaku, dan bersatu untuk memulai kehebohan dan
ketenaran.
Tak terasa 3 tahun sudah mereka
menjalin persahabatan. Semua hal mereka lakukan bersama – sama. Belajar bareng,
pacaran bareng, berorganisasi bareng, sampe cabut sekolah juga bareng bareng.
Yaa… mereka sebenarnya cewek- cewek pintar dan rajin. Namun kejenuhan belajar
membuat mereka selalu ingin berekspresi dan melakukan hal hal baru. Susah
seneng mereka jalanin sama- sama. Mereka semakin hafal dengan waak dan karakter
satu sama lain. Sampai tiba waktu
kelulusan, mereka pun galau bareng- bareng untuk menentukan masa depan..
“trus jadinya lo pada mau ngambil
kuliah apaan? Kita nih anak IPA woy, pilihannye berat, kalo engga dokter,
kimia, biologi, dan apalah itu semua gue gak ngerti ya. Harusnya gue jadi anak
bahasa dan kuliah jurusan komunikasi.huff bangettttt!” grutu Shirin.
“kalo gue sama ratna sih udah
fiks banget mau ngambil bidan rin… nah tinggal si Anez nih entah mau kemana”
jawab karina
“aahhh..gue masih bingung… harus
banget ya kuliah? Kenapa gak SMA terus aja?!” jawab anes dengan wajah melasnya
“nez.. hidup kita tuh gak boleh
gini gini aja.. emang lo gak mau sukses? Emang lo gak mau bahagiain orang tua
lo..? ayo dong kita harus semangat,, apapun jalan yang kita ambil, asalkan niat
dan usaha, pasti kita bisa sukses”ujar ratna.
Seiring berjalannya waktu mereka
pun telah menetapkan pilihan mereka masing- masing. Shirin mengikuti jejak
kakaknya kuliah di jurusan akuntansi. Tradisi mengikuti jejak sang kakak sudah
digelutinya mulai dari sekolah di SMP yang sama, SMA yang sama, tapi untuk
kuliah shirin memilih kampus nya
sendiri. Ratna, karina, dan anez ternyata kuliaah di kampus yang berbeda namun
di bidang yang sama,kebidanan. Dan kesibukkan mereka masing- masing secara
tidak langsung merenggangkan intensitas pertemuan mereka. Ratna, shirin masih
sering bertemu karna jarak rumah mereka yang tidak berjauhan. Karina hanya
terdengar kabarnya yang sering berganti pacar namun susah untuk bertemu. Dan
Anez, dia paling sulit dihubungi dan entah kenapa menjadi tertutup dan hilang
tak ada kabar.
Hingga suatu hari telefon gengam
shirin berbunyi, dan dilihatnya telefon dari Ratna. rona bahagia langsung
terpancar di wajah shirin karna telefon dari sahabatnya itu.
“nanaaaaaaaaaaaaaaa….kangen gila
gue sama looooo….ada apaan nih malem –malem telfon ,jangan bilang lo kangen
juga sama gue? Haha” shirin mengangkat telfon dengan semangat.
Namun, nada semangat shirin tak
disambut baik, yang terdengar justru adalah isak tangis sahabatnya itu..
“nana…. Lo kenapa?? Ada masalah?
Lo putus ya sama rifky?atau bokap lo sakit?atau ujian lo gak lulus atau…..” belum
selesai shirin dengan semua pertanyaannya ,shirin terdiam mendengar jawaban
ratna..
“anez hamil rin……………………..”ratna
tak bisa menahan emosi jiwanya dan terus menangis.
Shirin terdiam, air matanya
mengalir deras, ia terduduk lemas dilantai kamar. Setelah tangisnya mereda,
shirin melanjutkan pembiicaraan dengan ratna. mereka berdua hanya saling bertanya tanya. Mereka tidak
percaya temannya yang tomboy dan terlihat sangat menjaga dirinya dari seorang
pria, bisa mengalami masalah sepahit ini. Mereka teringat karina, dia yang
selama ini selalu mereka ingatkan dalam hal pacaran. Tapi ternyata justru teman
mereka yang lain yang terjerumus. Kesal, marah, kecewa,sedih, mereka menyesali diri mereka. Mereka terus menangisi
kegagalan dalam menjaga satu sama lain.
Sejak hari itu, ratna , karina,
dan shirin, sering berkumpul dan berusaha menemui anez sahabatnya. Karina yang
selama ini sangat dekat dengan anes justru terlihat lebih tegar. mereka
bersama-sama menghampiri rumah Anes dan hanya bertemu dengan ibundanya.
Karina menghampiri ibunda anes,
memeluknya,menghapus air matanya, dan membujuknya untuk menceritakan
kejadiaannnya dari awal.
“anes pergi dari rumah.. dan
mengaku tengah hamil dengan pacarnya,ibu gak ngerti bagaimana anes bisa seperti
ini, padahal anes selama ini tinggal di asrama dari tempat kuliahnya, tapi ibu
sudah bertemu dan membujuknya untuk pulang, ibu harus menikahkan mereka..
tolong temani anes, dia sangat terpukul dan tidak ingin bicara, tolong ibu….”
Keluh sang ibunda anes sambil tak henti menyeka air matanya.
Setelah beberapa kali karina,
shirin dan ratna mencoba bertemu , akhirnya anes mau juga untuk ditmui oleh
sahabat-sahabatnya itu. Saat bertemu,
mereka membuat suasana seakan tidak terjadi apa- apa. Mereka tertawa, bercanda
dan mengulang cerita cerita SMA yang membuat mereka larut dalam suasana seperti
dulu.
Ya..wajah mereka memang
tersenyum, tapi hati mereka teriris melihat temannya kini tidak sendiri, ada
bayi mungil tak berdosa yang sedang dikandung. Satu persatu mereka bergantian
keluar kamar tak tahan menahan tangis, tak tahan melihat anes yang hanya
berusaha tersenyum untuk mereka. padahal
mereka sangat tahu bahwa anes sangat malu, ia sedih dan juga pasti kecewa
dengan dirinya sendiri.
Pertemuan mereka pun semakin
intensif. Berkat sahabat sahabat nya itu, anes bisa meraih semangat hidupnya
kembali. Dia tidak lagi merasa sendirian dan terpukul. Sampai pada saat hari
dimana mereka mendapat kabar bahwa anes telah melahirkan bayi laki – laki..
“anesss…selamet yaaa… anaklo
sehat tanpa kurang suatu apapun….” Peluk ratna kepada sahabat yang disayanginya
itu.
“anes…jangan lagi lo berjalan
sendirian, lo harus inget bahwa selalu ada kita..tempat lo untuk cerita dan
berkeluh kesah…kita gak akan ninggalin lo apapun keadaan lo nes.. kita semua
mau lo bangkit dan belajar dari pengalaman pahit lo ini , lo harus kuat kayak
anes yang dulu… lo akan jadi ibu yang hebat untuk anak anak lo… kita semua
saying sama lo nes…” ucap shirin yang selalu berusaha bijaksana disetiap
situasi dan kondisi sulit yang mereka alami.
Anes tersenyum dan menangis haru,
memeluk sahabatnya yang begitu luar biasa mendukungnya… di tengah tengah orang
lain yang sibuk mencibirnya, anes tetap kuat karna keberadaan mereka para
sahabat yang selalu ada.. dikala senang maupun duka…..
Karena jika engkau memiliki
sahabat, pasti engkau tersenyum membacanya, teringat sahabat-sahabatmu diluar
sana, yang juga siap menuggumu untuk kembali dan memeluk mereka disaat engkau jatuh
dan kehilangan arah..,mereka ...sahabat..akan tetap selalu ada.sampai kapan pun juga... :))
*selesai*